Monday, October 16, 2017

Memahami Filsafat

Refleksi Perkuliahan Kedua Filsafat Ilmu
Program Pasca Sarjana Pendidikan Matematika UNY
Oleh Prof. Dr. Marsigit MA

Direfleksikan oleh Novita Ayu Dewanti

Pertemuan kedua filsafat ilmu pada tanggal 26 September 2017 berlangsung pada pukul 07.30 – 09.10 WIB dimulai dengan pertanyaan jawab singkat berkaitan dengan filsafat dengan jumlah soal 25. Adapun soal dan jawaban yang diberikan adalah sebagi berikut :

1    1.      Anda itu apa ?
Jawab : Hakikat
2    2.    Anda siapa ?
Jawab : Potensi
3    3.      Anda dari mana ?
Jawab : Terpilih
4    4.      Anda mau kemana ?
Jawab : Memilih
5    5.      Anda mengapa ?
Jawab : Bertanya
6    6.      Anda ngapain ?
Jawab : Berpikir
7    7.      Siapa nama anda ?
Jawab : Ikon/dunia
8    8.      Siapa ayah anda ?
Jawab : Jiwa
9    9.      Siapa ibu anda ?
Jawab : Jiwa
1    10.  Siapa pak marsigit ?
Jawab : Pikiran
1    11.  Apa cita-citamu ?
Jawab : Saksi
1    12.  Siapa dibelakangmu ?
Jawab : Epoke
1    13.  Siapa didepanmu ?
Jawab : Fenomena
1    14.  Siapa diatasmu ?
Jawab : Nomena
1    15.  Siapa dibawahmu ?
Jawab :  Bayang-bayang
1    16.  Siapa dikirimu ?
Jawab : Potensi Kiri
1    17.  Siapa dikananmu ?
Jawab : Potensi Kanan
1    18.  Siapa temanmu ?
Jawab : Pikiranmu
1    19.  Siapakah kekasihmu ?
Jawab : Milikmu
2    20.  Apakah pekerjaanmu ?
Jawab : Mengada
2    21.  Apakah karyamu ?
Jawab : Pengada
2    22.  Apakah makananmu ?
Jawab : bacaan
2    23.  Apakah bacaanmu ?
Jawab : yang ada dan yang mungkin ada
2    24.  Apakah  mimpimu ?
Jawab : Keberadaanku
2    25.  Dimankah kamu ?
Jawab : Perbatasan

Dari 25 soal yang terjawab, tidak ada satupun yang terjawab dengan benar. Dari 20 mahasiwa yang hadir, hanya 2 orang yang benar menjawab 1 soal saja. Setelah tes jawab singkat, beliau menjelaskan terkait pertanyaan yang telah ditanyakannya. Pertanyan pertama, filsafat terdiri dari 3 aspek; ontology, epistemology, dan aksiologi. Diantara yang ketiga tersebut, yang paling mendasar adalah ontology; dimana ontology adalah hakikat; walaupun tidak dapat dipisahkan. Sehingga jika ditanya apa makanya jawabnya hakikat. Filsafat itu untuk diri saya, mengendap untuk diriku, tersembuny dan keluar dalam bentuk kebijaksanaan. Pertanyaan kedua, semua ciptaan tuhan itu mempunyai potensi. Hingga batupun punya potensi. Potensi untuk menjadi besar, potensi kecil, potensi tua, potensi sakit. Potensi itu meliputi apa saja yang penting terdapat perubahan. Pertanyaan ketiga, potensi itu terdapat dua, yaitu terpilih (takdir) dan memilih (ikhtiar). Batu itu terpilih, misalkan batu  marmer yang berada di Tulungagung, batu tersebut terpilih oleh Tuhan untuk bermanfaat disitu. Pertenyaan keempat, ketika anda mau kemana dan ternyata kita mau kedepan, maka kita memilih. Sehingga hidup adalah pilihan. Namun pilihan itu harus berdasarkan dengan takdirnya dan kodratnya, misalkan pilihan perempuan berbeda dengan pilihan laki-laki. Pertanyaan kelima, bertanya adalah awal dari ilmu. Sebab adanya ilmu karena bertanya. Sama seperti halnya ketika beliau memberikan 25 pertanyaan kepada mahasiswa, agar mahasiswa berpikir. Sehingga orang berfilsafat adalah ingin memahami bahwa seseorang tidak paham. Pertanyaan keenam, kalau dalam filsafat, maka sedang berpikir karena filsafat itu merupakan olah pikir. Namun dalam spiritual, berarti sedang berdoa, disesuaikan dengan dunianya. Pertanyaan ketujuh, nama itu ikonik, dunia. Tidak hanya nama, setiap yang ada itu merupakan dunia. Sehingga nama itu merangkum dunia seseorang. Pertanyaan kedelapan dan sembilan, ayah dan ibu anda adalah jiwa. Karena yang paling dekat dengan filsafat adalah psikologi. Jadi anak adalah pertemuan dua jiwa. Jika ketika ditanya ayah/ibu kemudian menjawab nama ortu, maka itu hanya berorientasi pada simbol nama, kurang bermakna. Padahal dibalik simbol tersebut terdapat jiwa. Pertanyaan sebelas, cita cita seorang filsafat adalah menjadi saksi. Pertanyaan duabelas dan tiga belas, ketika kamu melihat saya dan saya melihat kamu maka hal tersebut disebut fenomenologi, yang dilihat dalam perkuliahan adalah pikirannya. Sehingga ketika beliau berdiskusi dengan seseorang, maka segala macam sifat yang tidak diperlukan maka akan dimasukkan dalam epoke (tidak diperhatikan). Pertanyaan empat belas, fenomena itu yang mampu dipikirkan, sedangkan nomena merupakan sesuatu yang tidak dipikirkan seperti jiwa, spiritual, doa, ruh. Pertanyaan lima belas, yang dibawah kita adalah bayang bayang. Misalkan, resep nasi goring adalah bayang bayang dari nasi goreng. Sehingga apapun yang kita lakukan merupakan bayang bayang dari prinsip yang diatas, mulai dari prinsip yang tertinggi adalah prinsip agama. Pertanyaan enam belas dan tujuh belas, yang berada di kiri dan kana adalah potensi kiri dan potensi kanan. Potensi kiri adalah potensi yang buruk dan potensi kanan adalah potensi yang baik. Pertanyaan Sembilan belas, kekasih itu milik, makanya kekasihmu adalah  milikmu. Pertanyaan dua puluh dan dua puluh satu, Pekerjaan kita mengada dan karya kita adalah pengada. Misalkan belajar adalah proses dari mengadakan sesuatu yang mungkin ada. Pertanyaan dua puluh dua dan dua puluh tiga, makanan orang filsafat adalah bacaan, bacaan yang meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Pertanyaan dua puluh empat, mimpi kita menunjukkan keberadaan kita. Pertanyaan dua puluh lima, kita berada diperbatasan. Sehingga sebenar-benarnya orang sukses, maka mampu melampaui perbatasan tersebut. Sebagai contoh, Malaysia dan Indonesia memiliki perbatasan, terdapat konfilk disana, antara mitos dan ilmu, kemudian kedua negara berunding, maka jadilah ilmu.

0 comments:

Post a Comment