Refleksi
Perkuliahan Ketiga Filsafat Ilmu
Program
Pasca Sarjana Pendidikan Matematika UNY
Oleh
Prof. Dr. Marsigit MA
Pertemuan
ketiga filsafat ilmu pada tanggal 3 Oktober 2017 seperti pertemuan pekan lalu,
dimulai dengan pertanyaan jawab singkat berkaitan dengan filsafat dengan jumlah
soal 25. Adapun soal dan jawaban yang diberikan adalah sebagi berikut :
1. Kenapa
tanda tangan ?
Jawab : Fundamentalis
2. Tanda
tangan untuk apa ?
Jawab : Utilitarianism
Jawab : Disharmoni
4. Lho
kok gitu ?
Jawab : Determinis
5. Nada-nadanya
nilainya kosong ?
Jawab : Meramal/ teleology
6. Ketus
amat sih ?
Jawab : Anarki, sudah mau berkelahi
7. Jadi
ndak enak rasanya ?
Jawab : Sensitif
8. Kayak
gitu kok tanya ?
Jawab : Determinis
9. Keterlaluan
?
Jawab : Determinis
10. Tidak
tanda tangan ?
Jwab : Nihilism
11. Mungkin
karena tidak paham
Jawab : Skeptisism
12. Tergantung
kesepakatan ?
Jawab : Fundalism
13. Pikir
?
Jawab : Rasionalism
14. Jangan
berandai-andai ?
Jawab : Fiksionalism
15. Ini
wajib
Jawab : Absolutism
16. Anggap
tidak paham ?
Jawab : Idealism
17. Mengharap
hasil terbaik
Jawab : Perfeksionism
18. Focus
?
Jawab : Reduksionism/abstraksi
19. Ehm
Jawab : Disharmoni
20. Terserah
saja
Jawab : Fatal
21. Mungkin
Jawab : Skeptisism
22. Kerjakan
Jawab : Determinis
23. Kerja
– kerja – kerja
Jawab : Mitos
24. *sinyal*
Jawab : Simbolism
25. Cek
lagi
Jawab : hermenity, hermeneutika
Setelah
meberikan jawaban dan menilai, Prof Marsigit menjelaskan arti dari pertanyaan
yang telah dijawab diatas tersebut. Beliau mengatakan bahwa fisafat itu
merupakan ilmu yang berada dibawah spiritual namun diatas semua ilmu. Hanya
saja karena filsafat merupakan olah pikir, maka jangan sampai mencari spiritual
mengunakan pikiran saja, tidak akan cukup. Filsafat pikiran itu hanya urusan
dunia. Pikiran manusia ada dua macam, yaitu berlandasakan dan tidak
berlandaskan. Yang berlandaskan itu adalah fondasi disebut sebagai
fondasionalism. Spiritual merupakan fundasionalism, karena berdasarkan
keyakinan. Semua yang berlandaskan disebut sebagai fondasionalism. Sedangkan
yang tidak berlandaskan, disebut sebagai anti-fondasionalism. Salah satu anti
fondasioalism kita adalah intuisi kita. Rasa rindu, sayang, benci merupakan
salah satu contoh anti fondasinalism. Berdoa merupakan salah satu landasan.
Landasan dalam keluarga adalah nikah. Landasan mahasiswa adalah kesepakana,
bertanya. Bertanya adalah landasan ilmu.
Kemudian
Prof Marsigit menjelaskan tentang apa dan bagaimana maksud dari asas filsafat.
Terdapat berbagai macam jenis, yaitu Fundamentalis, Utilitarianism Disharmoni Determinis
Meramal/ teleology, Anarki, sudah mau berkelahi, Sensitif, Determinis, Nihilism,
Skeptisism, Rasionalism, Fiksionalism, Absolutism, Idealism, Perfeksionism, Reduksionism/abstraksi,
Fatal, Mitos, Simbolism, dan Hermeneutika. Prof Marsigit menyatakan bahwa kerja
tanpa berpikir adalah mitos. Hal ini dikarenakan lawan dari pikiran adalah
mitos, jika hanya bekerja saja tanpa berpikir maka akan menjadi mitos.
Pada
kuliah hari ini, terdapat pertanyaan yaitu “bagaimana agar selalu menjadi
orangyang potsitiv terhadap semua hal ?”. Pertanyaan yang dimaksud adalah
antara berpikir positif dan waspada. Ketika berpikiran filsafat, harus profesioanl,
bisa membedakan nyaman dalam pikiran dan nyaman dalam hati. Karena positive
thinking dapat dimulai dari zona nyaman dalam hati. Dampak dari berpikir
positive adalah tidak memihak kepada siapapun, netral dan bebas terhadap
keperluan seseorang/kelompok.
“apakah setiap benda
memiliki filosofi ?” telah ditunjukkan bahwa setiap benda setiap gejala
memiliki filsofinya, tergantung kita mampu itdak menggalinya. Maka
sebener-benar orang yang mampu berfilsafat adalah orang yang mampu menjelaskan
filsafat itu semudah-mudahnya. Jika seseorang masih sulit untuk menjelaskan
filsafat maka belum menguasai filsafat. Misalkan pada pembahasan metafisik,
ketika terdapt warna hitam maka dalam metafisik itu adalah selain hitam. Karena
warna merah kuning biru dan lainnya diserap oleh bendanya dan menjadi suatu
warna sedangkan warna hitam tertolak dan memantul kepada yang penglihat,
sehingga yang tertangkap adalah warna hitam yang tertolak. Sehingga penglihat
menangkap hitam itu sebagai kepalsuan, bukan warna sebenarnya yang dimiliki
oleh beda tersebut.
0 comments:
Post a Comment