Monday, January 1, 2018

Aliran dalam Filsafat


Refleksi Perkuliahan Ketiga Filsafat Ilmu
Program Pasca Sarjana Pendidikan Matematika UNY
Oleh Prof. Dr. Marsigit MA

Pertemuan ketiga filsafat ilmu pada tanggal 3 Oktober 2017 seperti pertemuan pekan lalu, dimulai dengan pertanyaan jawab singkat berkaitan dengan filsafat dengan jumlah soal 25. Adapun soal dan jawaban yang diberikan adalah sebagi berikut :

1.      Kenapa tanda tangan ?
Jawab : Fundamentalis
2.      Tanda tangan untuk apa ?
Jawab : Utilitarianism
3.      Lho emangnya ?
Jawab : Disharmoni
4.      Lho kok gitu ?
Jawab : Determinis
5.      Nada-nadanya nilainya kosong ?
Jawab : Meramal/ teleology
6.      Ketus amat sih ?
Jawab : Anarki, sudah mau berkelahi
7.      Jadi ndak enak rasanya ?
Jawab : Sensitif
8.      Kayak gitu kok tanya ?
Jawab : Determinis
9.      Keterlaluan ?
Jawab : Determinis
10.  Tidak tanda tangan ?
Jwab : Nihilism
11.  Mungkin karena tidak paham
Jawab : Skeptisism
12.  Tergantung kesepakatan ?
Jawab : Fundalism
13.  Pikir ?
Jawab : Rasionalism
14.  Jangan berandai-andai ?
Jawab : Fiksionalism
15.  Ini wajib
Jawab : Absolutism
16.  Anggap tidak paham ?
Jawab : Idealism
17.  Mengharap hasil terbaik
Jawab : Perfeksionism
18.  Focus ?
Jawab : Reduksionism/abstraksi
19.  Ehm
Jawab : Disharmoni
20.  Terserah saja
Jawab : Fatal
21.  Mungkin
Jawab : Skeptisism
22.  Kerjakan
Jawab : Determinis
23.  Kerja – kerja – kerja
Jawab : Mitos
24.  *sinyal*
Jawab : Simbolism
25.  Cek lagi
Jawab : hermenity, hermeneutika

Setelah meberikan jawaban dan menilai, Prof Marsigit menjelaskan arti dari pertanyaan yang telah dijawab diatas tersebut. Beliau mengatakan bahwa fisafat itu merupakan ilmu yang berada dibawah spiritual namun diatas semua ilmu. Hanya saja karena filsafat merupakan olah pikir, maka jangan sampai mencari spiritual mengunakan pikiran saja, tidak akan cukup. Filsafat pikiran itu hanya urusan dunia. Pikiran manusia ada dua macam, yaitu berlandasakan dan tidak berlandaskan. Yang berlandaskan itu adalah fondasi disebut sebagai fondasionalism. Spiritual merupakan fundasionalism, karena berdasarkan keyakinan. Semua yang berlandaskan disebut sebagai fondasionalism. Sedangkan yang tidak berlandaskan, disebut sebagai anti-fondasionalism. Salah satu anti fondasioalism kita adalah intuisi kita. Rasa rindu, sayang, benci merupakan salah satu contoh anti fondasinalism. Berdoa merupakan salah satu landasan. Landasan dalam keluarga adalah nikah. Landasan mahasiswa adalah kesepakana, bertanya. Bertanya adalah landasan ilmu.
Kemudian Prof Marsigit menjelaskan tentang apa dan bagaimana maksud dari asas filsafat. Terdapat berbagai macam jenis, yaitu Fundamentalis, Utilitarianism Disharmoni Determinis Meramal/ teleology, Anarki, sudah mau berkelahi, Sensitif, Determinis, Nihilism, Skeptisism, Rasionalism, Fiksionalism, Absolutism, Idealism, Perfeksionism, Reduksionism/abstraksi, Fatal, Mitos, Simbolism, dan Hermeneutika. Prof Marsigit menyatakan bahwa kerja tanpa berpikir adalah mitos. Hal ini dikarenakan lawan dari pikiran adalah mitos, jika hanya bekerja saja tanpa berpikir maka akan menjadi mitos.
Pada kuliah hari ini, terdapat pertanyaan yaitu “bagaimana agar selalu menjadi orangyang potsitiv terhadap semua hal ?”. Pertanyaan yang dimaksud adalah antara berpikir positif dan waspada. Ketika berpikiran filsafat, harus profesioanl, bisa membedakan nyaman dalam pikiran dan nyaman dalam hati. Karena positive thinking dapat dimulai dari zona nyaman dalam hati. Dampak dari berpikir positive adalah tidak memihak kepada siapapun, netral dan bebas terhadap keperluan seseorang/kelompok.
“apakah setiap benda memiliki filosofi ?” telah ditunjukkan bahwa setiap benda setiap gejala memiliki filsofinya, tergantung kita mampu itdak menggalinya. Maka sebener-benar orang yang mampu berfilsafat adalah orang yang mampu menjelaskan filsafat itu semudah-mudahnya. Jika seseorang masih sulit untuk menjelaskan filsafat maka belum menguasai filsafat. Misalkan pada pembahasan metafisik, ketika terdapt warna hitam maka dalam metafisik itu adalah selain hitam. Karena warna merah kuning biru dan lainnya diserap oleh bendanya dan menjadi suatu warna sedangkan warna hitam tertolak dan memantul kepada yang penglihat, sehingga yang tertangkap adalah warna hitam yang tertolak. Sehingga penglihat menangkap hitam itu sebagai kepalsuan, bukan warna sebenarnya yang dimiliki oleh beda tersebut.

0 comments:

Post a Comment